Sabtu, 12 Mei 2018

Ziaroh ke Jawa Barat

Assalamu’alaikum..

Hai.. Seneng banget rasanya, aku masih bisa bertemu kamu (tulisan) setiap pekan, ( meski postingnya entah kapan, hehe. Aku kali ini mau cerita tentang perjalananku kemarin tanggal 5-6 Mei 2018 lhoo, perjalanan menuju Jawa Barat.

Ini bukan pertama kalinya aku ke Jawa Barat. Sebelumnya, aku sudah pernah ke Lembang bersama anak kelas 3se6. Jadi inget kan, belum berbagi cerita tentang Makrab 3se6. Tunggu aja ceritanya disini..

Balik ke perjalanan kali ini ya, aku bersama rombongan majelis taklim “Nurul Islam” yang dibina oleh Ustaz Nurizzi(semoga tulisannya bener) ziaroh menuju Jawa Barat.. yeyyy. Rencananya, kita mau ziaroh ke tiga tempat, yaitu Goa Safarwadi & makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya, Makam Mbah Panjalu Ciamis dan Ponpes Darussurur(makan Buya Yahya & Mualim Musa Bin Muaim Thahir) Bandung. Namun, waktu tidak memperkenankan kita. Kita nggak jadi ke Ciamis.

Sebenarnya awalnya aku juga sempet ragu ikut apa nggak, Saat itu, temanku cewek satu-satunya dari STIS yang ikut ziaroh merasa ragu karena beberapa hal (semester akhir, semoga dimudahkan ya). Aku sebenarnya sudah mengihklaskan. Kalau dia nggak ikut aku mau pendamping lain, tapi kalau nggak ada biar aku nggak berangkat juga nggak papa. Namun pada akhirnya kami berangkat sesuai rencana awal. yeyy.. Kan agak gimana gitu kalau sendiri bersama ibu-ibu yang belum kenal. Ada sih mahasiswa putra, tapi nggak enak juga kalau cewek sendirian.

Lho kok kami ziaroh bersama ibu-ibu dan bapak-bapak pengajian? Jadi santri-santri kmnu stis yang putra itu salah satu tempat ngajinya di Ustaz Nurizzi. Kemudian, majelis taklimnya Ustaz Nurizzi mengadakan ziaroh dan santri-santri tersebut diajak. Habis itu, mereka ngajak semua anggota kmnu juga. Jadi dari situlah kami punya rombongan.

Jadi dari situ aku mau menyampaikan terima kasih dulu ya.. Terima kasih pada Ustaz yang selama ini mendampingi anak-anak. Terima kasih kepada mas-mas pendahulu yang mengenalkan dengan Ustaz. Terima kasih pada sesepuh keluarga ini yang telah membentuk sebuah wadah. Dan terima kasih juga pada semua pengurus serta anggota keluarga ini yang merawat serta mengisi wadah tersebut. Semoga semakin berkah..

Lanjut ke cerita, kami pertama kali menuju ke Bandung, ke Ponpes Darussurur. Seneng banget tiba disana disambut dengan keramahan warga, serta makan siang, haha. Memang indah sebuah persaudaraan. Ustaz kenal baik dengan keluarga disana. Setelah makan siang dan solat, Ustaz silaturahmi ke rumah salah satu keturunan sesepuh disana. Setelah itu, baru Ustaz mengajak kita ziaroh ke makam.

Awalnya aku tak tahu siapa Syech yang akan kita ziarohi. Tapi, namanya santri, sami’na wa atho’na aja. Manut ulama aja. Dan sampai sana pun pertanyaan yang tersimpan dalam hati tadi terjawab. Ustaz menjelaskan yang intinya, beliau-beliau yang kita ziarahi ini pernah berdakwah di Jakarta. Salah satu dari beliau adalah yang namanya digunakan sebagai nama jalan di sini (Jl H Yahya, Bonasut). Ya Allah, terima kasih telah Engkau kirimkan beliau-beliau ini, sehingga sekarang hidupku di Jakarta berbalutkan dengan nuansa Islam.
Yang atas foto menuju makam., yang bawah foto yang menuju pondok dan rumah. Itu ada sebagian ibu rombongan, sama mahasiswi cantik,  haha.. Itu juga ada foto mobil kita.. 

Habis itu, kami cuss ke Tasikmalaya. Sebelum itu, kami solat magrib, isya di Masjid Al Fattah.Eh ternyata kemaleman. Panitia takut kalau kita di Tasik udah nggak kebagian penginapan. Untungnya, Ustaz kenal baik dengan pihak masjid dan pesantren ini. Jadinya, kita disediain tempat penginapan di pondok ini. Dan pondok ini keren banget lho..

Pondok ini plus masjidnya, gedhe, bagus, adem.. Santri-santrinya ramah. Seneng banget aku disapa dengan panggilan “teh”, hehe. Ibu-ibu masyarakat sekitar juga ramah. Pagi harinya setelah dzikir sholat shubuh, kami ditanyain ibu-ibu sana. Aku pikir itu ibu-ibu rombongan, eh ternyata bukan.

Yang paling aku suka dari pondok disana adalah saat pagi harinya. Sebelum subuh, masjid sudah membangunkan para santri dan masyarakat sekitar untuk melakukan tahajud jamaah. Setelah itu, sebelum solat Subuh saat dzikir, barisan sudah ditata, dirapatkan. Habis shubuh pun, barisan masih tertata rapi. Jamaah mengikuti dzikir dengan penuh semangat. Setelah selesai, santri langsung melingkar berkelompok. Entah itu apa yang mereka lakukan, tapi yang jelas mereka membawa Qur’annya masing masing. Saat itu (setelah dzikir), aku dan temanku bergegas ke bus, takut ditinggal. Eh ternyata rombongan masih ziaroh ke makam pendiri pondok ini, serta masih ada yang beli sarapan. Jadi aman.
Masjid saat malam hari

Itu foto di pagi hari. Dalam foto itu kelihatan bus dan *elep* yang kota kendarai. Di foto itu juga kelihatan ada jaket ijo yang menggerumbul dengan seorang berjubah. Itu anak kmnu, hehe..  Ini hasil mereka berdiri disitu

Berlanjut ke Tasikmalaya. Sampai sana kami menuju makam dan dilanjutkan dengan napak tilas goa. Ini pengalaman pertamaku napak tilas goa. Goanya gelap, ya iya lah,, hehe.. Yang paling berkesan itu ketika salah satu dari kami adzan dan kemudian Ustaz memberikan taujihnya. Ngena banget, alaayy..

Tempat itu bukan sekadar goa. Dahulu, tempat itu menjadi tempat sujud para wali Allah. Tempat itu menjadi tempat bertukar pikiran, menuntut ilmu. Jadi, jangan sepelekan sebuah goa. Selain itu, dari situ kita harus bersyukur dan menghargai jasa para wali Allah. Kita sudah sampai mana berjuangnya? Sampai mana berjuang demi agama ini? Nggak usah jauh-jauh untuk berdakwah, untuk mendakwahi dirimu sendiri apa kabar?
Ini waktu mau masuk goa. 
Ini di dalem goa. Si adek lagi gandeng Kakek,  lupa aku namanya. Itu cahaya dari lampu petromak. Aku motonya juga pakai flash.

Foto di luar goanya gak ada, aku udah capek bangets, haha

Ini adanya foto habis ziaroh. Foto warga, ustaz sama anak-anak. Entah akunya dimana saat itu

Wallahu a’lam bissowab
9 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar